Kata-kata yang baik terasa nikmat apabila didengar. Menyejukkan hati dan telinga yang mendengar. Jiwa menjadi tenang dan tentram. Demikian pula sebaliknya, jika mendengar kata yang kasar dan kotor, maka hati pun akan menjadi gelisah.
Apa yang kita ucapkan menandakan apa yang ada dalam hati dan fikiran kita. Jika kata-kata kita jelek pasti apa yang ada dalam hati dan fikiran pastilah jelek. Dan apabila yang kita katakan adalah perkataan yang baik maka bisa dipastikan hati dan fikiran kita juga baik.
Sebagaimana teko, untuk mengetahui isi dari teko maka mau tidak mau kita harus menuangkannya. Jika isi dalam teko adalah air kopi, ketika dituangkan pasti yang keluar adalah air kopi. Jika isinya air putih maka yang keluar pun juga air putih. Dan jika di dalam teko berisi air comberan pasti ketika dituangkan pun keluar air comberan.
Islam sangat memperhatikan akhlak seorang muslim. Mulai dari yang kelihatannya sepele sampai yang terbesar. Termasuk dalam hal menjaga lidah dan perkataan.
Dari Abu Hurairah ra., Rosululloh Muhammad saw. bersabda:
"Barangsiapa yang beriman kepada Alloh dan hari akhir, maka hendaklah ia
berkata yang baik atau diam. (Al-Bukhari dan Muslim)
Mu'adz bin Jabal radhiyallohu 'anhu berkata : Saya pernah bersama Nabi
Muhammad Sholallohu 'alaihi wasallam dalam suatu perjalanan. Pada suatu
pagi ketika kami sedang berjalan, aku berada didekat beliau, maka aku
berkata :"Wahai Rosululloh kabarkanlah kepadaku suatu amalan yang dapat
memasukkan aku ke dalam Surga dan menjauhkan aku dari Neraka".
Maka beliau bersabda : "Sungguh engkau telah bertanya kepadaku tentang
perkara yang begitu besar akan tetapi akan terasa mudah bagi orang-orang
yang dimudahkan oleh Alloh, engkau beribadah kepada Alloh dan tidak
menyekutukannya dengan suatu apapun, engkau mendirikan sholat,
menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan melaksanakan ibadah
haji." (Rukun Islam)
Kemudian beliau Nabi Muhammad Sholallohu 'alaihi Wasalam bersabda : "Maukah aku tunjukkan kepadamu pintu-pintu kebaikan ?"
Saya katakan : "Tentu wahai Rosululloh".
"Berpuasa adalah perisai, sedekah dapat memadamkan dosa-dosa sebagaimana
air dapat memadamkan api, demikian juga sholat seseorang ditengah
malam, kemudian beliau membacakan ayat, '...lambung-lambung mereka jauh
dari tempat tidur mereka...' hingga '...apa yang telah mereka kerjakan' (QS. As-Sajdah ; 17)
Kemudian beliau bersabda : "Maukah aku tunjukkan urusan yang terpenting, tiang-tiang penyangganya, dan puncak tertingginya ?"
Saya katakan : "Tentu wahai Rosululloh".
Maka beliau bersabda : "Urusan terpenting adalah Islam, tiang
penopangnya adalah sholat sedangkan puncak tertingginya (atapnya) adalah
jihad".
Kemudian lanjutnya : "Maukah aku kabarkan kepadamu tentang kunci semua itu ?"
Saya menjawab : "Tentu wahai Rosululloh".
Maka beliau memegang lidahnya, lalu bersabda : "Jagalah olehmu ini!"
Aku bertanya : "Wahai Nabi Alloh, apakah kami akan disiksa dengan sebab perkataan yang kami ucapkan?"
Beliau menjawab : "Ibumu kehilangan kamu ya Mu'adz, bukankah orang-orang
itu tersungkur di Neraka diatas wajah-wajah mereka atau di atas
hidung-hidung mereka, tidak lain disebabkan oleh ulah lisan-lisan mereka
?"
(Hadits Riwayat Tirmidzi, An-Nasa'i, Ibnu Majah, Hadits Hasan Shohih dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Al-Irwa')
Sungguh orang yang beriman akan berhati-hati dalam berkata-kata. Karena ia tahu, orang yang banyak bicara maka banyak salahnya. Orang yang banyak salahnya pasti banyak dosanya. Dan orang yang banyak dosanya neraka adalah tempat terbaik untuknya. Wallohu a'lam bish showab
0 komentar:
Post a Comment